Loading...

Cara Membedakan lele dumbo dengan lele sangkuriang

October 01, 2017 Add Comment
Ikan lele dumbo sudah terkenal sejak lama, namun kemudian muncul iken lele jenis baru yang diberi nama lele sangkuriang. Namun, ada kaitan antara kedua varietas ikan lele tersebut. Orang-orang menyebutkan bahwa jenis ikan lele sangkuriang adalah varietas baru yang tidak lain adalah dihasilkan dari varietas lele dumbo sebagai induk persilangannya. Apapun itu, yang akan saya bahas kali ini adalah tentang 4 perbedaan lele dumbo dengan lele sangkuriang yang perlu anda tahu. Bila kita mengetahui perbedaan lele dumbo dengan lele sangkuriang, siapa tahu kita juga akan mengetahui kaitan apa yang ada diantara kedua jenis lele yang sama-sama unggulan tersebut. Tanpa basa-basi, berikut ini adalah 4 perbedaan lele dumbo dengan lele sangkuriang yang perlu anda tahu.

Cara Membedakan lele dumbo dengan lele sangkuriang

Perbedaan lele dumbo dengan lele sangkuriang


Dilihat Dari Asal-Usulnya

Jenis ikan lele dumbo adalah varietas lele yang diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1985 dari Taiwan. Sedangkan jenis ikan lele sangkuriang adalah varietas baru yang dihasilkan dari perkawinan silang induk ikan lele dumbo. Lele sangkuriang ini dibuat oleh Departemen Kelautan dan Perikanan pada tahun 2004. Dengan begitu, dapat dikatakan bahwa jenis ikan lele sumbo ini bagaikan sebagai nenek moyang ikan lele sangkuriang.

Dilihat Dari Ukuran Tubuhnya

Ketika dibandingkan oleh pihak yang melakukan penelitian, rupanya ikan lele sangkuriang memiliki tubuh yang lebih panjang dibandingkan jenis ikan lele dumbo. Hal tersebut menjadi kabar gembira bagi peneliti karena mereka telah berhasil mengembangkan lele dumbo salah satunya dengan munculnya varietas lele sangkuriang tersebut.

Dilihat Dari Pertumbuhannya

Lagi-lagi kabara baik bagi para peneliti. Karena  selain berhasil menciptakan varieatas lele dengan panjang tubuh yang lebih panjang, rupanya pertumbuhan ikan lele sangkuriang juga lebih pesat jika dibandingkan dengan ikan lele dumbo. Tak hanya itu, lele sangkuriang ini juga memiliki kekebalan tubuh yang baik sehingga tahan terhadap penyakit. Jadi, ketika ikan lele dumbo dapat dibudidayakan di air keruh, lele sangkuriang ini dapat dibudidaya di air yang lebih keruh lagi.

Dilihat Dari Daging Yang Dihasilkan

Jika dilihat dari daging yang dihasilkan, daging ikan sangkuriang memiliki tekstur yang lebih lembek jika dibandingkan dengan daging ikan lele dumbo.

Itulah keempat perbedaan lele dumbo dengan lele sangkuriang yang dapat saya tulis pada artikel ini. Meskipun kualitas ikan lele dumbo adalah dibawah ikan lele sangkuriang, tetapi saat ini lele dumbo masih menjadi jenis lele yang banyak disukai pembudidaya. Mungkin karena sudah saking lamanya dibudidayakan di Indonesia, jenis ikan lele dumbo ini masih disukai banyak pembudidaya. Dan karena masih varietas baru, lele sangkuriang ini masih kalah tenar dibandingkan dengan kredibilitas lele dumbo, sang nenek moyangnya.

Sumber Urbanina.com

Rahasia Ternak Lele Sangkuriang Dengan Keuntungan Berlipat-Lipat

October 01, 2017 Add Comment
Rahasia Ternak Lele Sangkuriang Dengan Keuntungan Berlipat-Lipat


Tips Lengkap Ternak Lele Sangkuriang- Ikan lele merupakan salah satu jenis ikan air Tawar yang sudah dibudidayakan secara komersial oleh masyarakat Indonesia terutama di Pulau Jawa. Budidaya lele sangkuriang berkembang pesat dikarenakan :

1) dapat dibudidayakan di lahan dan sumber air yang terbatas dengan padat tebar tinggi,
2) teknologi budidaya relatif mudah dikuasai oleh masyarakat,
3) pemasarannya relatif mudah dan
4) modal usaha yang dibutuhkan relatif rendah.

Pengembangan usaha budidaya ikan lele semakin meningkat setelah masuknya jenis ikan lele dumbo ke Indonesia pada tahun 1985.

Keunggulan lele dumbo dibanding lele lokal antara lain tumbuh lebih cepat, jumlah telur lebih banyak dan lebih tahan terhadap penyakit.Namun demikian perkembangan budidaya yang pesat tanpa didukung pengelolaan induk yang baik menyebabkan lele dumbo mengalami penurunan kualitas.

Hal ini karena adanya perkawinan sekerabat (inbreeding), seleksi induk yang salah atas penggunaan induk yang berkualitas rendah. Penurunan kualitas ini dapat diamati dari karakter umum pertama matang gonad, derajat penetasan telur, pertumbuhan harian, daya tahan terhadap penyakit dan nilai FCR (Feeding Conversion Rate).

Sebagai upaya perbaikan mutu ikan lele dumbo BBAT Sukabumi telah berhasil melakukan rekayasa genetik untuk menghasilkan lele dumbo strain baru yang diberi nama lele Sangkuriang. Seperti halnya sifat biologi lele dumbo terdahulu, lele sangkuriang tergolong omnivora.

Di alam ataupun lingkungan budidaya, ia dapat memanfaatkan plankton, cacing, insekta, udang-udang kecil dan mollusca sebagai makanannya. Untuk usaha budidaya, penggunaan pakan komersil (pellet) sangat dianjurkan karena berpengaruh besar terhadap peningkatan efisiensi dan produktivitas.

Tujuan pembuatan Petunjuk Teknis ini adalah untuk memberikan cara dan teknik pemeliharaan ikan lele dumbo strain Lele Sangkuriang yang dilakukan dalam rangka peningkatan produksi Perikanan untuk meningkatkan ketersediaan protein hewani dan tingkat konsumsi ikan bagi masyarakat Indonesia.

Berdasarkan keunggulan lele dumbo hasil perbaikan mutu dan sediaan induk yang ada di BBAT Sukabumi, maka lele dumbo tersebut layak untuk dijadikan induk dasar yaitu induk yang dilepas oleh Menteri Kelautan dan Perikanan dan telah dilakukan diseminasi kepada instansi/pembudidaya yang memerlukan. Induk lele dumbo hasil perbaikan ini, diberi nama "Lele Sangkuriang".

Induk lele Sangkuriang merupakan hasil perbaikan genetik melalui cara silang balik antara induk betina generasi kedua (F2) dengan induk jantan generasi keenam (F6).

Induk betina F2 merupakan koleksi yang ada di Balai Budidaya Air Tawar Sukabumi yang berasal dari keturunan kedua lele dumbo yang diintroduksi ke Indonesia tahun 1985.

Sedangkan induk jantan F6 merupakan sediaan induk yang ada di Balai Budidaya Air Tawar Sukabumi. Induk dasar yang didiseminasikan dihasilkan dari silang balik tahap kedua antara induk betina generasi kedua (F2) dengan induk jantan hasil silang balik tahap pertama (F2 6).Budidaya lele Sangkuriang dapat dilakukan di areal dengan ketinggian 1 m - 800 m dpi.

Persyaratan lokasi, baik kualitas tanah maupun air tidak terlalu spesifik, artinya dengan penggunaan teknologi yang memadai terutama pengaturan suhu air budidaya masih tetap dapat dilakukan pada lahan yang memiliki ketinggian diatas >800 m dpi.

Namun bila budidaya dikembangkan dalam skala massal harus tetap memperhatikan tata ruang dan lingkungan sosial sekitarnya artinya kawasan budidaya yang dikembangkan sejalan dengan kebijakan yang dilakukan Pemda setempat.

Budidaya lele sangkuriang, baik kegiatan pembenihan maupun pembesaran dapat dilakukan di kolam tanah, bak tembok atau bak plastik. Budidaya di bak tembok dan bak plastik dapat memanfaatkan lahan pekarangan ataupun lahan marjinal lainnya.

Sumber air dapat menggunakan aliran irigasi, air sumu (air permukaan atau sumur dalam), ataupun air hujan yan sudah dikondisikan terlebih dulu. Parameter kualitas air yang baik untuk

pemeliharaan ikan lele sangkuriang adalah sebagai berikut:


a. Suhu air yang ideal untuk pertumbuhan ikan lele berkisar antara 22-32C. Suhu air akan mempengaruhi laju pertumbuhan, laju metabolisme ikan dan napsu makan ikan serta kelarutan oksigen dalam air. b. pH air yang ideal berkisar antara 6-9. c. Oksigen terlarut di dalam air harus > 1 mg/l.

Budidaya ikan lele Sangkuriang dapat dilakukan dalam bak plastik, bak tembok atau kolam tanah. Dalam budidaya ikan lele di kolam yang perlu diperhatikan adalah pembuatan kolam, pembuatan pintu pemasukan dan pengeluaran air.Bentuk kolam yang ideal untuk pemeliharaan ikan lele adalah empat persegi panjang dengan ukuran 100-500 m2.

Kedalaman kolam berkisar antara 1,0-1,5 m dengan kemiringan kolam dari pemasukan air ke pembuangan 0,5%. Pada bagian tengah dasar kolam dibuat parit (kamalir) yang memanjang dari pemasukan air ke pengeluaran air (monik).


Parit dibuat selebar 30-50 cm dengan kedalaman 10-15 cm.Sebaiknya pintu pemasukan dan pengeluaran air berukuran antara 15-20 cm. Pintu pengeluaran dapat berupa monik atau siphon. Monik terbuat dari semen atau tembok yang terdiri dari dua bagian yaitu bagian kotak dan pipa pengeluaran.

Pada bagian kotak dipasang papan penyekat terdiri dari dua lapis yang diantaranya diisi dengan tanah dan satu lapis saringan. Tinggi papan disesuaikan dengan tinggi air yang dikehendaki.

Sedangkan pengeluaran air yang berupa siphon lebih sederhana, yaitu hanya terdiri dari pipa paralon yang terpasang didasar kolam dibawah pematang dengan bantuan pipa berbentuk "L" mencuat ke atas sesuai dengan ketinggian air kolam.

Saringan dapat dipasang pada pintu pemasukan dan pengeluaran agar ikan lele sangkuriang jangan ada yang lolos keluar/masuk.

Pelaksanaan BudidayaSebelum benih ikan lele sangkuriang ditebarkan di kolam pembesaran, yang perlu diperhatikan adalah tentang kesiapan kolam meliputi:a. Persiapan kolam tanah (tradisional). Pengolahan dasar kolam yang terdiri dari pencangkulan atau pembajakan tanah dasar kolam dan meratakannya.

Dinding kolam diperkeras dengan memukul-mukulnya dengan menggunakan balok kayu agar keras dan padat supaya tidak terjadi kebocoran.

Pemopokan pematang untuk kolam tanah (menutupi bagian-bagian kolam yang bocor). Untuk tempat berlindung ikan (benih ikan lele sangkuriang) sekaligus mempermudah pemanenan maka dibuat parit/kamalir dan kubangan (bak untuk pemanenan).

Memberikan kapur ke dalam kolam yang bertujuan untuk memberantas hama, penyakit dan memperbaiki kualitas tanah. Dosis yang dianjurkan adalah 20-200 gram/m2, tergantung pada keasaman kolam.

Untuk kolam dengan pH rendah dapat diberikan kapur lebih banyak, juga sebaliknya apabila tanah sudah cukup baik, pemberian kapur dapat dilakukan sekedar untuk memberantas hama penyakit yang kemungkinan terdapat di kolam.

Pemupukan dengan kotoran ternak ayam, berkisar antara 500-700 gram/m2; urea 15 gram/m2; SP3 10 gram/m2; NH4N03 15 gram/m2.

Pada pintu pemasukan dan pengeluaran air dipasang penyaring
Kemudian dilakukan pengisian air kolam.
Kolam dibiarkan selama 7 (tujuh) hari, guna memberi kesempatan tumbuhnya makanan alami.

b. Persiapan kolam tembok

Persiapan kolam tembok hampir sama dengan kolam tanah. Bedanya, pada kolam tembok tidak dilakukan pengolahan dasar kolam, perbaikan parit dan bak untuk panen, karena parit dan bak untuk panen biasanya sudah dibuat Permanen.

c. Penebaran Benih

Sebelum benih ditebarkan sebaiknya benih disuci hamakan dulu dengan merendamnya didalam larutan KM5N04 (Kalium permanganat) atau PK dengan dosis 35 gram/m2 selama 24 jam atau formalin dengan dosis 25 mg/l selama 5-10 menit.

Penebaran benih sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari atau pada saat udara tidak panas. Sebelum ditebarkan ke kolam, benih diaklimatisasi dulu (perlakuan penyesuaian suhu) dengan cara memasukan air kolam sedikit demi sedikit ke dalam wadah pengangkut benih.

Benih yang sudah teraklimatisasi akan dengan sendirinya keluar dari kantong (wadah) angkut benih menuju lingkungan yang baru yaitu kolam.

Hal ini berarti bahwa perlakuan tersebut dilaksanakan diatas permukaan air kolam dimana wadah (kantong) benih mengapung diatas air. Jumlah benih lele sangkuriang yang ditebar 35-50 ekor/m2 yang berukuran 5-8 cm.

d. Pemberian Pakan

Selain makanan alami, untuk mempercepat pertumbuhan ikan lele sangkuriang perlu pemberian makanan tambahan berupa pellet. Jumlah makanan yang diberikan sebanyak 2-5% perhari dari berat total ikan yang ditebarkan di kolam.

Pemberian pakan frekuensinya 3-4 kali setiap hari. Sedangkan komposisi makanan buatan dapat dibuat dari campuran dedak halus dengan ikan rucah dengan perbandingan 1:9 atau campuran dedak halus, bekatul, jagung, cincangan bekicot dengan perbandingan 2:1:1:1 campuran tersebut dapat dibuat bentuk pellet.

e. Pemanenan

Ikan lele Sangkuriang akan mencapai ukuran konsumsi setelah dibesarkan selama 130 hari, dengan bobot antara 200 - 250 gram per ekor dengan panjang 15 - 20 cm.

Pemanenan dilakukan dengan cara menyurutkan air kolam. Ikan lele sangkuriang akan berkumpul di kamalir dan kubangan, sehingga mudah ditangkap dengan menggunakan waring atau lambit.

Cara lain penangkapan yaitu dengan menggunakan pipa ruas bambu atau pipa paralon/bambu diletakkan didasar kolam, pada waktu air kolam disurutkan, ikan lele akan masuk kedalam ruas bambu/paralon, maka dengan mudah lele sangkuriang dapat ditangkap atau diangkat.

Ikan lele hasil tangkapan dikumpulkan pada wadah berupa ayakan/happa yang dipasang di kolam yang airnya terus mengalir untuk diistirahatkan sebelum lele sangkuriang tersebut diangkut untuk dipasarkan.

Cara Budidaya Ikan Lele Sangkuriang .- Pengangkutan ikan lele dapat dilakukan dengan menggunakan karamba, pikulan ikan atau jerigen plastik yang diperluas lubang permukaannya dan dengan jumlah air yang sedikit.

Proses Awal Budidaya Ikan lele Sampai Dapat Panen Yang Maksimal

September 30, 2017 Add Comment

Cara Beternak Ikan Lele - Lele merupakan jenis ikan yang digemari masyarakat, dengan rasa yang lezat, daging empuk, duri teratur dan dapat disajikan dalam berbagai macam menu masakan. PT. NATURAL NUSANTARA dengan prinsip K-3 (Kuantitas, Kualitas dan Kesehatan) membantu petani lele dengan paket produk dan teknologi.


Proses Awal Budidaya Ikan lele Sampai Dapat Panen Yang Maksimal

Pembenihan Ikan Lele

Adalah budidaya lele untuk menghasilkan benih sampai berukuran tertentu dengan cara mengawinkan induk jantan dan betina pada kolam-kolam khusus pemijahan. Pembenihan lele mempunyai prospek yang bagus dengan tingginya konsumsi lele serta banyaknya usaha pembesaran lele.

Sistem Budidaya.

Terdapat 3 sistem pembenihan yang dikenal, yaitu :

1. Sistem Massal. Dilakukan dengan menempatkan lele jantan dan betina dalam satu kolam dengan perbandingan tertentu. Pada sistem ini induk jantan secara leluasa mencari pasangannya untuk diajak kawin dalam sarang pemijahan, sehingga sangat tergantung pada keaktifan induk jantan mencari pasangannya.

2. Sistem Pasangan. Dilakukan dengan menempatkan induk jantan dan betina pada satu kolam khusus. Keberhasilannya ditentukan oleh ketepatan menentukan pasangan yang cocok antara kedua induk.

3. Pembenihan Sistem Suntik (Hyphofisasi).
Dilakukan dengan merangsang lele untuk memijah atau terjadi ovulasi dengan suntikan ekstrak kelenjar Hyphofise, yang terdapat di sebelah bawah otak besar. Untuk keperluan ini harus ada ikan sebagai donor kelenjar Hyphofise yang juga harus dari jenis lele.

Tahap Proses Budidaya Lele

A. Pembuatan Kolam.

Ada dua macam/tipe kolam, yaitu bak dan kubangan (kolam galian). Pemilihan tipe kolam tersebut sebaiknya disesuaikan dengan lahan yang tersedia. Secara teknis baik pada tipe bak maupun tipe galian, pembenihan lele harus mempunyai :

Kolam tandon. Mendapatkan masukan air langsung dari luar/sumber air. Berfungsi untuk pengendapan lumpur, persediaan air, dan penumbuhan plankton. Kolam tandon ini merupakan sumber air untuk kolam yang lain.

Kolam pemeliharaan induk. Induk jantan dan bertina selama masa pematangan telur dipelihara pada kolam tersendiri yang sekaligus sebagai tempat pematangan sel telur dan sel sperma.
Kolam Pemijahan. Tempat perkawinan induk jantan dan betina. Pada kolam ini harus tersedia sarang pemijahan dari ijuk, batu bata, bambu dan lain-lain sebagai tempat hubungan induk jantan dan betina.

Kolam Pendederan. Berfungsi untuk membesarkan anakan yang telah menetas dan telah berumur 3-4 hari. Pemindahan dilakukan pada umur tersebut karena anakan mulai memerlukan pakan, yang sebelumnya masih menggunakan cadangan kuning telur induk dalam saluran pencernaannya.

B. Pemilihan Induk

Induk jantan mempunyai tanda :
- tulang kepala berbentuk pipih
- warna lebih gelap
- gerakannya lebih lincah
- perut ramping tidak terlihat lebih besar daripada punggung
- alat kelaminnya berbentuk runcing.
Induk betina bertanda :
- tulang kepala berbentuk cembung
- warna badan lebih cerah
- gerakan lamban
- perut mengembang lebih besar daripada punggung alat kelamin berbentuk bulat.

C. Persiapan Lahan.

Proses pengolahan lahan (pada kolam tanah) meliputi :
- Pengeringan. Untuk membersihkan kolam dan mematikan berbagai bibit penyakit.
- Pengapuran. Dilakukan dengan kapur Dolomit atau Zeolit dosis 60 gr/m2 untuk mengembalikan keasaman tanah dan mematikan bibit penyakit yang tidak mati oleh pengeringan.

- Perlakuan TON (Tambak Organik Nusantara). untuk menetralkan berbagai racun dan gas berbahaya hasil pembusukan bahan organik sisa budidaya sebelumnya dengan dosis 5 botol TON/ha atau 25 gr (2 sendok makan)/100m2. Penambahan pupuk kandang juga dapat dilakukan untuk menambah kesuburan lahan.

- Pemasukan Air. Dilakukan secara bertahap, mula-mula setinggi 30 cm dan dibiarkan selama 3-4 hari untuk menumbuhkan plankton sebagai pakan alami lele.
Pada tipe kolam berupa bak, persiapan kolam yang dapat dilakukan adalah :
- Pembersihan bak dari kotoran/sisa pembenihan sebelumnya.
- Penjemuran bak agar kering dan bibit penyakit mati. Pemasukan air fapat langsung penuh dan segera diberi perlakuan TON dengan dosis sama

D. Pemijahan.
Pemijahan adalah proses pertemuan induk jantan dan betina untuk mengeluarkan sel telur dan sel sperma. Tanda induk jantan siap kawin yaitu alat kelamin berwarna merah. Induk betina tandanya sel telur berwarna kuning (jika belum matang berwarna hijau). Sel telur yang telah dibuahi menempel pada sarang dan dalam waktu 24 jam akan menetas menjadi anakan lele.

E. Pemindahan.
Cara pemindahan :
- kurangi air di sarang pemijahan sampai tinggi air 10-20 cm.
- siapkan tempat penampungan dengan baskom atau ember yang diisi dengan air di sarang.
- samakan suhu pada kedua kolam
- pindahkan benih dari sarang ke wadah penampungan dengan cawan atau piring.
- pindahkan benih dari penampungan ke kolam pendederan dengan hati-hati pada malam hari, karena masih rentan terhadap tingginya suhu air.

F. Pendederan.
Adalah pembesaran hingga berukuran siap jual, yaitu 5 - 7 cm, 7 - 9 cm dan 9 - 12 cm dengan harga berbeda. Kolam pendederan permukaannya diberi pelindung berupa enceng gondok atau penutup dari plastik untuk menghindari naiknya suhu air yang menyebabkan lele mudah stress. Pemberian pakan mulai dilakukan sejak anakan lele dipindahkan ke kolam pendederan ini.


MANAJEMEN PAKAN LELE

Pakan anakan lele berupa :
- pakan alami berupa plankton, jentik-jentik, kutu air dan cacing kecil (paling baik) dikonsumsi pada umur di bawah 3 - 4 hari.
- Pakan buatan untuk umur diatas 3 - 4 hari. Kandungan nutrisi harus tinggi, terutama kadar proteinnya.
- Untuk menambah nutrisi pakan, setiap pemberian pakan buatan dicampur dengan POC NASA dengan dosis 1 - 2 cc/kg pakan (dicampur air secukupnya), untuk meningkatkan pertumbuhan dan ketahanan tubuh karena mengandung berbagai unsur mineral penting, protein dan vitamin dalam jumlah yang optimal.

MANAJEMEN AIR

Ukuran kualitas air dapat dinilai secara fisik :
- air harus bersih
- berwarna hijau cerah
- kecerahan/transparansi sedang (30 - 40 cm).

Ukuran kualitas air secara kimia :
- bebas senyawa beracun seperti amoniak
- mempunyai suhu optimal (22 - 26 0C).

Untuk menjaga kualitas air agar selalu dalam keadaan yang optimal, pemberian pupuk TON sangat diperlukan.

TON yang mengandung unsur-unsur mineral penting, lemak, protein, karbohidrat dan asam humat mampu menumbuhkan dan menyuburkan pakan alami yang berupa plankton dan jenis cacing-cacingan, menetralkan senyawa beracun dan menciptakan ekosistem kolam yang seimbang.

Perlakuan TON dilakukan pada saat oleh lahan dengan cara dilarutkan dan di siramkan pada permukaan tanah kolam serta pada waktu pemasukan air baru atau sekurang-kurangnya setiap 10 hari sekali. Dosis pemakaian TON adalah 25 g/100m2.

MANAJEMEN KESEHATAN

Pada dasarnya, anakan lele yang dipelihara tidak akan sakit jika mempunyai ketahanan tubuh yang tinggi. Anakan lele menjadi sakit lebih banyak disebabkan oleh kondisi lingkungan (air) yang jelek. Kondisi air yang jelek sangat mendorong tumbuhnya berbagai bibit penyakit baik yang berupa protozoa, jamur, bakteri dan lain-lain.

Maka dalam menejemen kesehatan pembenihan lele, yang lebih penting dilakukan adalah penjagaan kondisi air dan pemberian nutrisi yang tinggi. Dalam kedua hal itulah, peranan TON dan POC NASA sangat besar. Namun apabila anakan lele terlanjur terserang penyakit, dianjurkan untuk melakukan pengobatan yang sesuai.

Penyakit-penyakit yang disebabkan oleh infeksi protozoa, bakteri dan jamur dapat diobati dengan formalin, larutan PK (Kalium Permanganat) atau garam dapur. Penggunaan obat tersebut haruslah hati-hati dan dosis yang digunakan juga harus sesuai.

Jenis- Jenis Penyakit Ikan Lele Dan Cara Pengobatan Dengan Herbal Alami

September 30, 2017 Add Comment
Penyebab penyakit ikan golongan parasit .- Penyakit ikan golongan parasit dibagi menjadi penyakit yang disebabkan oleh protozoa, helminthes (cacing), dan crustacea (udang-udangan). Parasit protozoa yang dilaporkan menyerang ikan air tawar antara lain meliputi Costia, Chilodonella, Trichodina, Ichthyophthirius multifiliis, Myxobolus dan Myxosoma cerebralis.

\Penyakit yang disebabkan oleh parasit cacing dapat dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok besar yaitu Platyhelminthes, Nematoda, dan Acanthocephala.

Di Indonesia dikenal antara lain 2 genus dari kelas Trematoda yang banyak ditemukan menyerang ikan air tawar yaitu Dactylogyrus dan Gyrodactylus. Walaupun masih ada jenis-jenis lain namun kedua jenis cacing tersebut di atas yang paling sering ditemukan pada ikan.

Jenis- Jenis Penyakit Lele Dan Cara Pengobatan Dengan Herbal Alami


Penyebab penyakit ikan golongan jamur

Beberapa jenis penyakit jamur yang termasuk berbahaya untuk ikan antara lain adalah Aphanomyces, Branchiomyces, dan Ichthyophonus. Jamur yang paling sering ditemukan pada ikan air tawar adalah Saprolegnia sp. dan Achlya sp.

Penyebab penyakit ikan golongan bakteri

Beberapa jenis penyebab penyakit ikan golongan bakteri yang sering menimbulkan kerugian dalam usaha budidaya ikan antara lain meliputi Aeromonas hydrophila, Aeromonas salmonicida, Mycobacterium spp, Nocardia sp., Edwardsiella tarda, Edwardsiella ictaluri, Streptococcus spp., Pasteurella sp, Yersinia ruckeri, Pseudomonas sp. dan Streptomyces sp.

Penyebab penyakit ikan golongan virus

Beberapa jenis virus diketahui dapat menyerang ikan-ikan budidaya dan menimbulkan permasalahan yang serius antara lain Channel Catfish Virus Disease (CCVD), Spring Viraemia of Carp (SVC), Infectious Pancreatic Necrosis (IPN), Lymphocystis Disease (LD), Infectious Hematophoietic Necrosis (IHN), Viral Nervous Necrosis (VNN) dan Koi Herpes Virus (KHV).


PENCEGAHAN PENYAKIT IKAN

Pada prinsipnya pencegahan dapat ditinjau berbagai pendekatan lingkungan, inang dan pathogen.
Pendekatan lingkungan dilakukan dengan menjaga kualitas air supaya tetap mendukung bagi kehidupan ikan, menjaga wadah budidaya tetap bersih dan sehat dan menghindari pengggantian air yang mendadak sehingga tidak menyebabkan ikan menjadi stress. Selain itu penggunaan probiotik/bioremediasi kini sudah banyak dilaksanakan.

Pendekatan inang dilakukan dengan cara penanganan ikan yang baik/tidak kasar, sehingga tidak mengakibatkan ikan menjadi luka/lecet dan tidak stress, pengaturan kepadatan ikan yang disesuaikan dengan ukuran ikan dan daya dukung lahan, pemberian pakan yang tepat mutu (mengandung bahan nutrisi yang diperlukan oleh ikan).

Pakan yang diberikan harus sesuai dengan ukuran bukaan mulut ikan (tepat ukuran). Selain itu pemberian pakan harus tepat waktu pemberian artinya kapan waktu yang tepat untuk memberi pakan.

Misalnya untuk ikan yang sifatnya nocturnal (misalnya ikan Lele) pakan porsi terbanyak sebaiknya diberikan pada waktu sore atau malam hari. Sedangkan bagi ikan yang non-nocturnal maka pakan bisa diberikan pagi, siang dan sedikit pada waktu sore hari.

Guna menjaga kesehatan ikan juga dapat dilakukan dengan menimbulkan kekebalan ikan. Kekebalan pada ikan dapat dibedakan menjadi kekebalan yang specific (humoral) dan kekebalan non-specific (selular/cell-mediated immunity).

Kekebalan spesifik artinya kekebalan yang dibentuk hanya efektif untuk mencegah terhadap suatu patogen tertentu. Misalnya pemberian vaksin anti Vibrio pada ikan maka kekebalan yang terbentuk hanya mampu untuk mencegah penyakit akibat infeksi bakteri Vibrio sp.

Sedang kekebalan yang non-spesific adalah kekebalan yang dibentuk untuk sebagai anti dari berbagai infeksi. Kekebalan seperti ini biasa diproduksi dengan cara pemberian immunomodulator yaitu antara lain Vitamin C, Lypopolysaccharide (LPS), dan ?- glucan.

Pendekatan patogen, pada prinsipnya kita menjaga supaya virulensi patogen tidak meningkat. Virulensi patogen biasanya berkaitan erat dengan makin memburuknya lingkungan dan juga dengan derajat stres dari inangnya.

Jadi supaya patogen tidak meningkat patogenitasnya kita harus menjaga agar kondisi lingkungan tidak semakin buruk dan menjaga agar inang tetap dalam keadaan kondisi yang prima. Kondisi lingkungan yang makin buruk akan memacu perkembangan patogen lebih meningkat.

Pada intinya, mencegah penyakit dapat dilakukan melalui manajemen budidaya secara menyeluruh, termasuk di dalamnya penerapan padat tebar yang disesuaikan dengan daya dukung lahan, melaksanakan manajemen lingkungan dan manajemen pakan.

Manajemen lingkungan yang dimaksud adalah menjaga lingkungan perairan supaya selalu berada dalam kondisi yang kondusif bagi kehidupan ikan dan tidak banyak menimbulkan tekanan. Pakan yang diberikan pada ikan harus tepat mutu, tepat jumlah, tepat waktu pemberian dan tepat ukuran.

PEMANFAATAN TANAMAN OBAT TRADISIONAL DALAM PENGENDALIAN PENYAKIT IKAN

Salah satu alternatif penanggulangan penyakit ikan air tawar yang aman adalah dengan menggunakan tanaman obat. Bahan obat lain yang relatif lebih aman untuk lingkungan dan efektif dalam mengobati penyakit ikan dapat menggunakan bermacam-macam tanaman obat tradisional.

Indonesia sebagai negara tropis memiliki kekayaan tanaman yang berpotensi menjadi obat. Banyak jenis tanaman yang mengandung senyawa yang bersifat antimikroba. Sejumlah tanaman mengandung senyawa bersifat bakterisidal (pembunuh bakteri), dan bakteristatik (penghambat pertumbuhan bakteri).

Dari beberapa percobaan, fitofarmaka terbukti efektif mengatasi penyakit ikan air tawar dan memiliki beberapa keuntungan, seperti : Pertama, dapat menjadi bahan alami pengganti antibiotik untuk pengendali penyakit yang disebabkan bakteri.

Kedua, ramah terhadap lingkungan, mudah hancur/terurai, dan tidak menyebabkan residu pada ikan dan manusia. Ketiga, mudah diperoleh dan tersedia cukup banyak, keempat harganya ekonomis dan cukup murah.

Fitofarmaka yang dapat dijadikan pengganti antibiotik untuk mengatasi penyakit ikan air tawar adalah bawang putih (Allium sativum), dan daun ketapang (Termmalia cattapa).

Hasil penelitian lainnya menginformasikan bahan lain yang dijadikan bahan antibiotik adalah daun sirih (Piper betle L), daun jambu biji (Psidium guajava L), jombang (Taraxacum officinale) dan daun sambiloto (Androgaphis paniculata). Daun sirih diketahui berdaya antioksidasi, antiseptik, bakterisida, dan fungisida.

Tanaman sambiloto bersifat anti bakteri, sedangkan daun jambu biji selain bersifat anti bakteri juga bersifat anti viral. Beberapa tanaman obat yang sudah ditelitI oleh peneliti dari BRKP DK.

Daun sirih 2gr/60ml Obati serangan Aeromonas hydrophila pada ikan lele

Cara Cepat Pembesaran Lele Sangkuriang Agar Lebih Untung Banyak

September 28, 2017 Add Comment
Cara Cepat Pembesaran Lele Sangkuriang Agar Lebih Untung Banyak


beternaklele.net .- Usaha Pembesaran Lele Sangkuriang Dapat untung besar sudah menjadi harapan setiap pembudidaya, termasuk dalam usaha pembesaran. Dengan keuntungan tersebut, mereka dapat menikmati hasil jerih payahnya, sekaligus dapat menambah skala usahanya.

Namun harapan tak mungkin terwujud tanpa upaya yang jelas dan terarah. Untuk mewujudkan harapan itu, UF-two yang mencoba menyumbangkan sedikit sumbangan pemikiran.

Menggunakan kolam yang ideal

Kolam pembesaran lele, termasuk lele sangkuriang tidak perlu seluas kolam pembesaran ikan mas dan nila. Kolam seperti itu sangat menyulitkan lele dalam mendapatkan pakan tambahan.

Kolam pembesaran lele cukup seluas 20 m2 saja. Dengan kolam seluas itu dapat memudahkan lele dalam mendapatkan pakan tambahan. Di bagian mana saja ditebar, lele dapat menjangkaunya.
Kolam pembesaran lele juga tidak perlu aliran deras.

Aliran air seperti itu dapat mempercepat perubahan kondisi air. Sedangkan lele tidak suka perubahan yang cepat, apalagi airnya menjadi jernih. Dengan air seperti itu dapat menyebabkan serangan penyakit kulit atau borok.

Lele lebih suka pada air keruh. Bukan keruh karena lumpur, tetapi akibat pakan alami dan perubahan selama masa pemeliharaan.

Melakukan persiapan kolam yang baik 

Baca disini : Cara Membuat Kolam Terpal

Seperti untuk ikan-ikan lainnya, kolam pembesaran lele juga harus disiapkan sebelumnya. Karena sehabis masa pemeliharaan lalu, kondisi seluruh bagian kolam sudah kurang baik.

Persiapan kolam ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan hidup yang baik bagi lele, yaitu kolam yang memiliki ketinggian air konstan, dengan tingkat kesuburan yang tinggi dan terbebas dari hama dan penyakit.

Untuk kolam tanah, persiapannya meliputi pengeringan, perbaikan pematang, pembuatan kemalir dan kobakan, perataan tanah dasar, pengapuran, pemupukan dan pengairan.

Untuk kolam tembok dan terpal cukup dengan pengapuran, pemupukan dan pengairan saja. Dua hari usai pengairan diberi probiotik. Pembuatan probiotik yang cocok untuk lele merupakan salah satu materi dalam pelatihan lele di UF-two.

Menggunakan benih yang berkualitas tinggi


Kualitas benih sangat berpengaruh terhadap keberhasilan usaha pembesaran. Benih yang berkualitas tinggi dapat memberikan kehidupan yang baik, dengan tingkat pertumbuhan yang cepat dan tingkat ketahanan tubuh yang tinggi hingga setiap benih terhindar dari serangan penyakit.

Dengan keadaan seperti itu, maka masa pemeliharaan dapat lebih cepat dan tingkat kehidupannya juga lebih tinggi.

Untuk mendapatkan kualitas benih seperti itu tentu ada caranya. Cara yang praktis adalah dengan menggunakan induk yang berkualitas tinggi.

Setelah menjadi benih dilakukan seleksi, dengan memilih benih yang besar dan membuang benih yang paling kecil, kurang lebih 10 persen dari seluruh populasi. Namun itu hanya bisa dilakukan oleh pembudidaya yang melakukan pembenihan sendiri.

Lalu bagaimana dengan benih yang berasal dari pembudidaya lain, karena sejarah benih tersebut tidak diketahui. Memang sangat untuk mengetahui secara pasti, karena penjual benih pasti mengaku benihnya berkualitas baik.

Cara yang paling praktis adalah dengan melihat tanda-tanda tubuhnya, yaitu bertubuh normal, berukuran seragam, tidak loyo, kulit halus dan berwarna kebiruan atau tidak kuning.

Menggunakan pakan alternatif

Baca Disini Pakan Lele Terbaik Agar Tumbuh Cepat

Menggunakan pakan alternatif bukan berarti untuk keseluruhan pakan tambahan, tetapi hanya sebagai tambahan saja, misalnya 10 – 20 persen dari jumlah total. Penggunaan pakan alternatif ini bertujuan untuk menekan biaya produksi. Bila dijual dengan harga normal, keuntungan bisa lebih besar.

Dan bila dijual dengan harga rendah, akibat pengaruh pasar, masih mendapatkan keuntungan atau tidak rugi.
Memang sangat mustahil setiap pembudidaya dapat memproduksi pakan sendiri. Selain pengetahuan sangat terbatas juga memerlukan biaya sangat mahal.

Hanya ada salah satu cara, yaitu dengan menyediakan pakan alternatif. Berikut beberapa pakan alternatif yang bisa digunanan, diantaranya daging keong mas, kutu air dan cacing, telur yang tidak menetas campur dedak, ayam mati, limbah dapur dan bahan lain yang mudah didapat di daerah sekitar.

Langkah Awal Cara budidaya ikan lele yang wajib anda ketahui

September 28, 2017 Add Comment
Langkah Awal Cara beternak ikan lele Untuk Pemula .- Memilih usaha ternyata tidak harus dilihat bentuk yang wah. Ada banyak peluang yang bisa anda peroleh justru dari hal terlihat sepele. Contohnya adalah budidaya ikan lele.

Ikan berkumis ini memang masih dipandang sebelah mata oleh pebisnis, padahal, rejeki yang ia janjikan cukup menjanjikan. swalayan besar hingga warung tenda kaki lima membutuh pasokan lele yang cukup banyak secara rutin.

Mungkin kita tak pernah menggubris warung tenda yang menjajakan menu pecel lele yang berderet di sepenjang jalan. Padahal, kontinuitas kebutuhan lele di warung tenda umumnya lebih pasti bila dibanding dengan kebutuhan lele di supermarket. Warung-warung seperti itu banyak tersebar di setiap kota.

Memulai bisnis lele tidah harus selalu diawali dengan hitungan yang jelimet serta bikin pusing. Anda bisa memualinya dengan sekedar bejlan-jalan santai, nongkrong sambil iseng mencicipi menu ikan lele.

Berdasarkan Tempo 2011 "kebutuhan pasar lele di Jakarta sangat besar sekitar 80 ton per hari. Saat ini, kebutuhan lele baru terpenuhi 40 ton per hari. Sehingga, peluang untuk mengembangkan usaha lele masih terbuka luas"

Hal senada juga dikatakan oleh forum Agromedia  "Kebutuhan atau permintaan terhadap lele tidak pernah surut, bahkan cenderung meningkat setiap tahun. Boleh dibilang, produksi yang ada saat ini belum mampu memenuhi permintaan pasar.

Untuk wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi, dan Depok saja, setiap hari membutuhkan sekitar 75 ton lele konsumsi. Tingkat konsumsi lele nasional pada tahun 2003 meningkat 18.3%, yakni dari 24.991 ton/tahun menjadi 57.740 ton/tahun.

Revitalisasi lele sampai akhir tahun 2009 menargetkan produksi sejumlah 175 ton atau meningkat rata-rata 21.64% per tahun. Sementara itu, permintaan benih lele juga terus meningkat dari 156 juta ekor pada tahun 1999 menjadi 360 juta ekor pada tahun 2003 atau meningkat rata-rata sebesar 46% per tahun. Kebutuhan benih lele hingga akhir tahun 2009 diperkirakan mencapai 1.95 miliar ekor."

Keterangan di atas bisa memberi gambaran kasar bagi Anda bahwa peluang berbisnis lele berprospek cerah.

Menurut yang di lansir dari blog pertenakanikan.blogspot.co.id




baca Juga : Cara Beternak Lele Untuk Pemula yang Menghasilkan

Berawal modal dengkul

Pengalaman manis berbisnis lele ini saya alami, akhir 2010 setelah memilih berhenti dari dunia aktivitas NGO, Usaha yang baru ditekuni 1 semester ini berawal diskusi warung kopi dengan saudara. yang akhirnya membuat sebuah farm.

Namun Joint farm ini tak berlangsung lama, yang akhirnya saya membangun usaha sendiri bermodalkan dengkul alias keterbatasan lahan dan finansial, namun toh saya masih memiliki modal utama yaitu ilmu pengetahuan dari hasil kuliah saya di fakultas Pertanian Universitas Bengkulu.
Dalam budidaya Clarias sp nama latin dari lele, sangatlah tidak direpotkan dengan masalah air.

Daya tahan ikan lele sangat baik “namun ada 3 hal terpenting yang harus dipatuhi dalam budidaya lele yaitu, Manajemen Pakan, Manajemen Air, Manajemen Kesehatan.

Dari 3 hal diatas ada hal sederhana yang lebih terpenting,yaitu kualitas genetik benih, terkadang faktor ketiga  manajemen tersebut telah di penuhi namun tingkat kematian masih sangat tinggi, hal ini karena pememilih bibit (membeli bibit) yang tidak dikenal asal usul keturunannya, generasi turunan, kelemahan dan kelebihan strain bibit, apakah cocok dengan kondisi suhu di lokasi farm.


Jenis dan Strain Lele

Setidaknya terdapat enam jenis keluarga ikan berkumis ini, sebagian spesies pribumi dan sebagian lagi spesies asing, yang dapat dikembangkan di Indonesia. serta strain silangan lele yang saat ini populer.

1. Clarias batrachus dikenal sebagai ikan lele (Jawa),
· ikan kalang (Sumatera Barat),
· ikan maut (Sumatera Utara), dan
· ikan pintet (Kalimantan Selatan).

2. Clarias teysmani dikenal sebagai lele kembang (Jawa Barat),
· kalang putih (Padang).

3. Clarias melanoderma dikenal sebagai ikan duri (Sumatera Selatan),
· wais (Jawa Tengah),
· wiru (Jawa Barat).

4. Clarias nieuhofi dikenal sebagai ikan lindi (Jawa),
· limbat (Sumatera Barat),
· kaleh (Kalimantan Selatan).

5. Clarias loiacanthus dikenal sebagai ikan keli (Sumatera Barat),
· ikan penang (Kalimantan Timur).

6. Clarias gariepinus, yang dikenal sebagai lele dumbo atau King Cat Fish, spesies asing yang berasal Afrika.

7. lele dumbo merupakan  lele afrika yang di introduksi ke indonesia atahun 1980

8. lele sangkuriang, merupakan hasil permunian kembali lele dumbo  yang pernah di kembangkan di tahun 1980an dimana Betina keturunan kedua lele dumbo (F2) dikawinkan dengan pejantan keturunan keenam yang lokal (F6). Bagaikan ibu mengawini anak lelakinya sendiri, sehingga anakan yang dihasilkan kemudian dinamakan Lele Sangkuriang. Melihat hal diatas bahwa lele sangkuriang adalah lele dumbo hasil pemuliaan atau peremajaan.

9. Lele Phyton , Mendengar nama Phyton bayangan kita tertuju pada jenis ular Phyton yang bisa mencapai ukuran yang sangat besar dan mungkin menakutkan bagi sebagian orang. Akan tetapi jika melihat Lele Phyton, bentuknya jauh berbeda dengan ular phyton.

Secara fisik Lele Phyton tidak terlalu jauh berbeda dengan Lele jenis lain seperti Lele Dumbo, Lele Sangkuriang dan Ikan Lele Lainnya. Bentuk fisik Lele Phyton mempunyai mulut kecil, kumis panjang, kepala kecil, sedangkan badannya bulat dan panjang.

Secara genetik Lele Phyton merupakan hasil persilangan antara Lele Thailand dengan Lele Afrika yang dikembangkan di Pandegelang, Banten.

10. Lele Paiton. strain jenis ini memiliki keunggulan dimana benih ukuran 5-6 cm dapat di budidayakan dengan panen hanya 2 bulan, tidak mudah lemas saat di grading atau pengiriman jarak jauh, lele Paiton merupakan hasil silangan lele Claries gariepinus dengan Claries gariepinus namun indukannya yang di ambil dari F1. lele ini di kembangkan di Paiton Probolinggo Jawa timur sejak tahun 1990 sehingga dinamakan Lele Paiton.

Manajemen Budidaya Lele

Kelebihan lele Paiton adalah pertumbuhan yang cukup cepat, dari ukuran benih 5-6 cm membutuhkan waktu 50 sampai 55 hari pemeliharaan untuk mencapai ukuran konsumsi. Sementara pemeliharaan ukuran benih 9-10 cm hanya butuh waktu 30-45 hari hingga mencapai masa panen.

Untuk sementara ini penyebaran benih Lele Paiton memang masih sangat terbatas, belum semua daerah terjangkau oleh Lele ini.


Anda mungkin perlu mengenal dan memahami setidaknya ada 3 manajemen dalam budidaya lele. Karena dengan memahami ketiga manajemen tersebut tentu sangat membantu Anda mengantarkan kepada keberhasilan budidaya lele dengan hasil yang maksimal.


Manajemen Pakan
Manajemen Air
Manajemen Kesehatan
Manajemen Pakan
Umumnya pada budidaya pembesaran ikan air tawar, pakan merupakan komponen yang paling penting. Komponen ini kadang bisa menentukan apakah budidaya yang kita lakukan akan memperoleh keuntungan atau tidak.

Dari berbagai penelitian, perbandingan antara pakan dengan daging lele yang didapat dari hasil budidaya adalah 1:1. Namun terkadang banyak faktor yang mempengaruhi dalam masa pertumbuhan lele seperti cuaca,
kualitas bibit, perawatan kolam, air dsb yang nantinya mempengaruhi hasil panen.

Secara umum pakan untuk ikan lele dapat dibagi menjadi dua:

1. Pakan Pabrik
Pakan yang diproduksi oleh pabrik dikenal dalam bentuk pelet. Ukuran pelet bervariasi tergantung pada ukuran mulut/ umur lele.
Ada dua macam pelet di pasaran:
Pelet terapung. Dinamakan pelet terapung karena pakan beberapa saat akan terapung di atas air kolam sebelum tenggelam.
Pelet tenggelam, Pelet jenis umumnya relatif berat dan akan langsung tenggelam waktu dimasukkan ke dalam kolam

2. Pakan Buatan Sendiri

Salah satu upaya untuk meningkatkan keuntungan bagi para pembudidaya ikan adalah dengan menggunakan pakan tambahan alternatif di samping pelet.

Pakan alternatif yang bisa diberikan pada lele, yaitu ikan rucah, keong mas, bekicot, limbah peternakan, ayam, burung puyuh, belatung, limbah penetasan telur dan limbah pemindangan ikan. Lele sangat membutuhkan protein hewani untuk pertumbuhannya.

Kelebihan pakan alternatif adalah harganya murah dan mengandung protein yang cukup untuk kebutuhan lele. Sementara itu, kelemahan pakan alternatif adalah kurang praktis jika dibandingkan dengan pakan
buatan, seperti pelet.


Pakan anakan lele berupa :

pakan alami berupa plankton, jentik-jentik, kutu air dan cacing kecil (paling baik) dikonsumsi pada umur di bawah 3 – 4 hari.
Pakan buatan untuk umur diatas 3 – 4 hari. Kandungan nutrisi harus tinggi, terutama kadar proteinnya. Anda bisa mencampur pakan buatan tersebut dengan produk tertentu yang mengandung berbagai unsur mineral penting, protein dan vitamin dalam jumlah yang optimal untuk meningkatkan pertumbuhan dan ketahanan tubuh.
Manajemen Air
Ukuran kualitas air dapat dinilai secara fisik :
air harus bersih
berwarna hijau cerah
kecerahan/transparansi sedang (30 – 40 cm).
Ukuran kualitas air secara kimia :
bebas senyawa beracun seperti amoniak (sisa pakan yang mengendap di kolam)
mempunyai suhu optimal (22 – 26 0C).
Kualitas air harus diperhatikan agar selalu dalam keadaan yang optimal. Anda bisa memberikan pupuk buatan pabrikasi tertentu yang mengandung unsur-unsur mineral penting, lemak, protein, karbohidrat dan asam humat. Ini mampu menumbuhkan dan menyuburkan pakan alami yang berupa plankton dan jenis cacing-cacingan, menetralkan senyawa beracun dan menciptakan ekosistem kolam yang seimbang.

Manajemen Kesehatan

Pada dasarnya, anakan lele yang dipelihara tidak akan sakit jika mempunyai ketahanan tubuh yang tinggi. Anakan lele menjadi sakit lebih banyak disebabkan oleh kondisi lingkungan (air) yang jelek.

Kondisi air yang jelek sangat mendorong tumbuhnya berbagai bibit penyakit baik yang berupa protozoa, jamur, bakteri dan lain-lain. Maka dalam menejemen kesehatan pembenihan lele, yang lebih penting dilakukan adalah penjagaan kondisi air dan pemberian nutrisi yang tinggi.

Apabila anakan lele terlanjur terserang penyakit, dianjurkan untuk melakukan pengobatan yang sesuai. Penyakit-penyakit yang disebabkan oleh infeksi protozoa, bakteri dan jamur dapat diobati dengan formalin, larutan PK (Kalium Permanganat) atau garam dapur. Penggunaan obat tersebut haruslah hati-hati dan dosis yang digunakan juga harus sesuai.